Menilik Prinsip Hidup dalam Cerpen Setan Banteng Karya Seno Gumira Ajidarma
Ketika disuguhkan sebuah cerpen karya Seno Gumira Ajidarma, kita akan diajak untuk berpikir kritis dan muncul rasa ingin tahu mengenai ide pokoknya dalam membuat cerpen ini. Kali ini cerpen yang akan diulas berjudul Setan Banteng. Sebuah judul yang unik bukan? Bagaimana tidak, istilah tersebut memiliki dua makna yang berbeda. Pertama, arti kata ‘setan’ yang berarti makhluk halus, sedangkan ‘banteng’ sendiri bermakna sebagai binatang besar yang menyerupai sapi tetapi memiliki tanduk. Ya, pembaca akan dibuat berpikir lebih keras untuk memaknai judul cerpen tersebut sebelum membacanya.
Namun, setelah membaca cerpen tersebut secara
keseluruhan, makna yang ingin disampaikan penyair sebenarnya mengenai aksi atau
kegiatan ritual daerah yang memiliki sifat mistis. Setelah dipahami lebih jauh
lagi, isi dari cerpen tersebut sebenarnya mengenai rasa penasaran yang muncul
dari sekelompok anak sekolahan. Pada awalnya mereka ditantang oleh pemimpin
ritual untuk mencobanya. Kemudian ada salah satu anak yang dengan gagahnya
memberanikan diri untuk mencoba aksi ritual tersebut. Akhirnya sosok setan
banteng pun memasuki jiwa anak tersebut.
Setelah sosok setan banteng merasuki jiwa anak
tersebut, semua teman-temannya terdiam dan takut melihatnya. Namun anak
tersebut terus meyepak-nyepakkan kakinya ke belakang dan kepalanya sedikit
tertuduk. Hal tersebut persis seperti banteng pada umumnya. Sebagaimana banteng
bertingkah, ia menyeruduk teman-temannya sembari mengamuk. Ia pun tak peduli
bagaimana dampak yang diakibatkan apabila terus menyeruduk teman-temannya. Hingga
akhirnya ada seorang guru laki-laki yang menepuk dari belakang untuk
mengisyaratkan agar berhenti dan sadar. Guru tersebut memarahi semua peserta
didiknya sembari berkata “sejak kecil sudah bermain setan.”
Berdasarkan isi cepen tersebut, terdapat hal menarik
yang ingin disampaikan oleh penyair. Pertama, mengenai sifat yang dimiliki oleh
anak-anak. Mereka dapat diibaratkan sebagai manusia awam yang selalu gegabah. Mereka
tidak berpikir jernih sebelum bertindak. Kedua, mengenai setan banteng yang
sebagai pengusik. Dalam artian ini adalah sosok setan banteng sebagai
iming-iming manusia untuk bertindak. Iming-iming ini sebenarnya adalah penguji
seberapa kuat manusia dalam memegang prinsip hidupnya. Apabila semua
iming-iming tersebut dilahap mentah-mentah, maka mereka pun akan hidup tanpa
ada puasnya.
Tidak hanya itu, cerpen ini juga memiliki makna
simbolik. Makna pertama dari sosok setan banteng. Dalam hal ini, setan banteng
merupakan gambaran sosok makhluk halus yang ambisius. Artinya semua keinginan
yang dimilikinya harus tercapai sesuai arahan pemimpin. Semua keinginan
tersebut dapat berupa jabatan, pangkat, materi, dll. Makna kedua dari sosok
guru laki-laki. Guru tersebut merupakan sebagai pemimpin yang tahu akan
tindakan yang benar dan salah. Dalam cerpen tersebut juga diisyaratkan bahwa
guru pernah mengalami kejadian yang serupa. Hal ini dapat dibuktikan ketika ia
memarahi peserta didiknya sembari berkata perlahan yang seolah-olah ia pernah
mengalaminya. Oleh sebab itulah, guru adalah sosok yang dapat diteladani. Ia tak
asal melangkah dan mengambil keputusan.
Cerpen ini dapat ditarik aktualisasi di masa
sekarang dengan kejadian yang akhir-akhir ini menjadi bincangan publik. Ya,
akhir-akhir ini ramai diperbincangkan mengenai sidak pungli oleh Bupati
Lumajang terhadap jajarannya. Ia menemukan banyak warga yang harus membayar
denda kerusakan jalan kepada pihak tak bertanggung jawab. Padahal aparat
setempatlah yang harus memproses kejadian tersebut. Tetapi justru harus didesak
dahulu oleh Bupati. Hal ini yang menjadikan bahwa iming-iming untuk tetap aman
harus ada embel-embelnya. Apabila mereka tidak menurutinya, maka hukum akan
merealisasikannya. Sungguh sesuatu hal yang sangat tidak terpuji.
Berdasarkan keseluruhan penulisan karya sajian Seno
Gumira Ajidarma ini, kecil ditemukan kelemahannya. Diksi yang digunakan penyair
pun sebenarnya menggunakan kalimat keseharian, namun entah kenapa justru
pengemasan cerpen ini masih tetap menarik. Apalagi dengan menggunakan beberapa
sudut pandang di dalamnya. Sungguh penyair sangat cerdik dan pintar dalam
membuat pembaca merasa nyaman. Kesederhanaan tema dan alur yang digunakan
justru membuat nilai positif yang tercermin dari cerpen ini.
Cerpen
Setan Banteng karya Seno Gumira Ajidarma dapat diakses melalui:
https://lakonhidup.com/2018/12/22/setan-banteng/
Komentar
Posting Komentar