Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2021

Semarak Hari Raya dalam Puisi Idul Fitri Karya Sutardji Calzoum Bachri

Menyambut hari kemenangan, kita akan menyelami puisi karya Sutardji Calzoum Bachri yang berjudul Idul Fitri . Berdasarkan judulnya saja, kita dapat menduga-duga bahwa puisi tersebut menceritakan kemeriahan hari besar umat muslim. Bisa jadi juga dapat menggambarkan kesucian diri karena dalam hari tersebut, kita akan kembali memulai kehidupan baru yang fitrah dan saling bermaaf-maafan. Setelah membaca keseluruhan isi puisi tersebut kita akan disuguhkan dengan wujud musahabah diri kepada Tuhan. Penyair menggambarkan tokoh aku dalam puisi tersebut sebagai sosok yang telah menyesali atas perbuatan masa lalunya. Ia kemudian bertobat dan kembali ke jalan yang benar. Tak hanya itu penyair juga menggambarkan   kasih saayang Tuhan kepada umatnya. Pada bait pertama kita akan disuguhkan dengan perenungan diri seorang hamba atas dosa-dosa yang telah diperbuatnya. Oleh sebab itu ia akan menebus seluruh dosanya dengan menunaikan perintah Tuhan. Terlebih lagi saat memasuki bulan ramadan, maka ia m

Memaknai Bentuk Kegelisahan dalam 3 Puisi Karya Mashuri

Ketika menilik lebih dalam lagi sajak-sajak Mashuri dengan judul; Hantu Kolam, Hantu Musim, dan Hantu Dermaga memiliki sisi ambiguitas dari masing-masing karyanya. Hal tersebut menimbulkan sifat yang menjadikan pembaca bertanya-tanya tentang maksud dari karya sastra tersebut. Bagaimana tidak, jika ditinjau dari judulnya saja memiliki keunikan dengan kata “Hantu.” Ada apa dengan sajak tersebut? Apakah memiliki sisi misteri dari makna yang akan diungkapkan? Simbol “hantu” apabila diterangkan secara umum memiliki arti sebagai sosok yang absurd. Oleh sebab itu perlu adanya ketelitian dalam menikmati sajak-sajak karya Mashuri ini. Sebagai penikmat sastra, ketiga sajak tersebut dapat dikatakan memiliki kontradiktif dengan makna yang ditangkap pembaca. Sebenarnya penyair memiliki maksud atau tujuan tersendiri dari sajak-sajak yang dihasilkannya. Ia berusaha menyampaikan perjalanan tentang kehidupannya yang memiliki kerisauan mendalam. Namun ia berhasil mengemas sajak-sajak tersebut dengan